Thursday, November 25, 2010

GARI BESI



Ibarat gari besi,
Yang tajam berduri.,
Mengikis,menghiris gelang tangan,
Dalam kembara,anak kecil ,
Yang cuba menyuluh jalan.

Wahai Ali,
Entah mungkin,suatu ketika itu,
Saat engkau diaju beban dunia,
Kau tangis,
Kau takut,
Kerna khuatirmu,akan kudrat kita yang lemah,
Dalam menghitung bicara manusia,
Yang bisa berdolak dalik dan bermain fitnah.

Wahai Umar,
Entah mungkin,suatu waktu itu,
Saat engkau dijemput duduk,
Atas kerusi kecil,
Yang keras,kasar.
Engkau tidak bisa duduk selesa,
Bukan kerna kuasa engkau akur,
Namun kerna jihad engkau bertutur.

Wahai Abu Bakar,
Entah mungkin,suatu masa itu,
Saat engkau tampil berbicara,
Dalam gelora umat,
Yang baru hilang punca,
Bukan nama yang kau sisipkan,
Namun pesanan rasul itu,
Yang engkau titipkan,
Menyemai semula,benih-benih iman.

Dan,aku.


Si insan jahil,
Entah mungkin,suatu ketika ini,
Saat engkau digari kemas,
Tenggelamilah dirimu dalam lautan cinta,
Mabuk,mengimpikan syahid,
Kerna gari besi itu akan mengikis perlahan,
Kulit dan isimu,
Tangislah engkau dalam perjalanan,
Menjadi budak penyuluh jalan,
Dan fahamlah,
Abu bakar,Umar dan Ali itu,
Mereka bukan akur pada tuntutan,
Mereka akur pada ketentuan.



p/s=semoga Allah membantu penulis menempuhi jalan-jalan yang berat ini,masyallah...biarlah hati ini seakan berat,takut dan sedih namun para khalifah ini juag akur dengan ketentuan tuhan...Ya Allah,berikanlah yg terbaik untuk kami semua..amin


3 comments:

  1. Andaikan jalan ini dibuat lurus
    nescaya manusia langsung melihat kegemilangan
    di hujung jalan..

    Namun Allah menjadikan jalan ini berliku
    yang hujung jalannya sulit diterka
    supaya terlihat mana manusia yang yakin
    akan kegemilangan di hujung jalan
    dan mana manusia yang ragu
    dalam menapak setiap langkah

    Semoga tiada keraguan
    bagi kaki ini untuk melangkah

    "Dan aku juga.

    Gari besi itu,
    Meski mengikis tangan si budak kecil,
    Meski sakit tajam menusuk pergelangan,
    Dan saat tangisan berhamburan dalam kerahsiaan,
    Si Penentu yang Agung itu masih melihat dan menilai
    Atas ketentuan itu
    Dia masih sentiasa meminjam kekuatan
    Dan fahamlah,
    Gari besi bukan pada semua,
    namun sebahagian itu masih bersama merasa,
    Apa yang Abu Bakar, Umar dan Ali itu pernah rasa,
    Tidak sama, namun
    tiada berbeza."

    Amin juga.

    ReplyDelete
  2. afwan. Allah jua segala pujian diberi.

    oh, masa di maktab, masa zaman susah, cikgu debat kami ada share satu lagu pasal perjuangan. memang mendalam. maybe u can try. Nada Murni *sekarang Rabbani, tajuk Nun Di Sana.

    "Nun disana cita - cita kita
    Ya akhirat namanya
    Di dunia ini bukan tempat tinggal
    Di sini hanya sebentar tidak kekal

    Betulkan niat dari sekarang
    Bukan sikap kita yang merugikan
    Qur'an dan sunnah jadikan panduan
    Agar besuk kita tidak kekesalan

    Biar susah sedikit kerana tuhan
    Untuk menghindar kesusahan yang besar
    Yang tidak sanggup ditanggung badan
    Ambillah i'tibal kalau mau sedap

    Nun disana tiada taulan yang membela
    Amal ibadah itulah pembela kita
    Ayoh bersegaralah membuat kebajikan
    Jangan dilalaikan oleh nafsu syaitan

    Pangkat dan harta tidak akan kekal
    Bahkan apa yang ada akan ditinggal
    Hidup di dunia hanya sementara
    Buatlah persiapan untuk kesana

    Ayoh bersegeralah menuju Alloh
    Qoatillah??? Dia minta ampun pada-Nya
    Wajib bila - bila ??? masa benih tiba
    Jangan sampai kita tidak bersedia

    Nun disana cita - cita kita
    Ya akhirat namanya
    Di dunia ini bukan tempat tinggal
    Di sini hanya sebentar tidak kekal

    Betulkan niat dari sekarang
    Bukan sikap kita yang merugikan
    Qur'an dan sunnah jadikan panduan
    Agar besuk kita tidak kekesalan".

    or, maybe Sunnah Berjuang/sunnah orang berjuang. also great.

    ReplyDelete